"The Untouchables" merupakan sebuah film drama-thriller ditahun 1987 yang disutradarai oleh Brian De Palma dan ditulis oleh David Mamet yang diadaptasikan dari buku memoar otobiografi berjudul sama karya Oscar Fraley dan Eliot Ness. Film ini diproduseri oleh Art Linson dan dibintangi oleh Kevin Costner, Sean Connery, Andy García, Charles Martin Smith, Robert De Niro, Patricia Clarkson, dan Billy Drago. Film yang mengisahkan tentang US Treasury Agent Eliot Ness versus Al Capone ini dirilis pada tanggal 3 Juni 1987 dan di distribusikan oleh Paramount Pictures.
Pertama, film ini merupakan karya utama yang paling berhasil dari De Palma, yang sering membuat film jenis thriller karya Alfred Hitchcock. Tapi dalam film ini, De Palma tidak lagi menggunakan gaya Hitchcock. Di sini ada action, humor, drama dan kematian serta darah yang menggugah hati.
Kedua adalah castingnya. Costner sebagai tokoh utama merupakan resiko bagi De Palma. Tapi sutradara ini diyakinkan oleh Lawrence Kasdan, juga pembuat film, bahwa Costner adalah seorang aktor kuat berbakat. Kebaikan Kasdan terhadan Costner mungkin terdorong rasa bersalah, karena dalam film Kasdan tahun 1983 The Big Chill seluruh rangkaian adegan yang memperlihatkan Costner dihilangkan alias tak ditampilkan di layar perak. Tapi apa yang diperlihatkan Costner tidak mengecewakan De Palma, dan Costner pun jadi bintang.
Yang lebih hebat lagi adalah Connery. Aktor yang sudah hampir tenggelam ini terangkat melalui film Name of the Rose (1986). Melalui Untouchables, Connery yang bermain sebagai seorang polisi, berhasil membawa pulang Oscar. Tentu saja, jangan lupakan peran De Niro sebagai Al Capone, tokoh jahat nomor satu di Chicago era Prohibition (yang melarang dijualnya minuman yang mengandung alkohol) tahun 1920-an. Awalnya, yang akan memerankan Capone ini adalah Bob Hoskins. Namun setelah De Niro menyatakan siap memerankan tokoh antagonis ini, Hoskins mundur. Sebagai kompensasi, ia menerima honor penuh.
Ringkasan Cerita
Pada tahun 1920 dan awal tahun 1930-an, Eliot Ness (Kevin Costner), seorang agen pemerintahan yang ditugaskan merazia geng jahat nomor satu di Chicago yang dipimpin oleh Al Capone (Robert De Niro). Dengan bantuan tiga orang tokoh: polisi kawakan dari Irlandia; Jimmy Malone (Sean Connery), tokoh akuntan dari Washington; Frank J. Wilson (Charles Martin Smith), dan kader polisi jago tembak kewarganegaraan Italia-Amerika; Giuseppe Petri (Andy García). Ketiganya kemudian membentuk tim untuk menangkap geng Capone. Tidak terima apa yang dilakukan Ness, Capone mengirimkan Frank Nitti (Billy Drago), untuk mendatangi rumah Ness dan mengancam keluarganya. Menyadari kalau istri dan anaknya menjadi target pembunuhan Capone, Ness memindahkan keluarganya ke tempat yang lebih aman. Tim kemudian menuju perbatasan Kanada- Amerika untuk melakukan penyerangan saat geng melakukan pengiriman minuman keras masuk ke Chicago.
Beberapa kegiatan ilegal Capone berhasil digagalkan dengan baik. Tapi apakah kemudian Capone berhasil ditangkap dan dipenjarakan? Apakah tim yang dibentuk oleh Ness dan Malone bisa menang melawan pasukan Al Capone yang terkenal sadis itu? Siapa saja tokoh yang menjadi korban?
Rangkaian adegan tak terlupakan sepanjang masa memperlihatkan tembak-menembak di stasiun kereta api Union Station. Tontonan super tegang yang melibatkan seorang ibu mendorong kereta bayi menyusuri sejumlah anak tangga yang lumayan curam ini menurut para pembuat film 'dipinjam' dari karya Sergei Eisenstein, The Battleship Potemkin (1925), tepatnya dari pembuat film The Odessa File (1974). Cara De Niro memukul sekuat tenaga kepala seorang anak buah yang tak setia dengan baseball bat secara sangat tiba-tiba juga mengejutkan penonton dan merupakan adegan klasik yang mengerikan. Lalu, setidaknya banyak negara Asia, adegan kematian Frank Nitti, tangan kanan Capone, merupakan sebuah tontonan yang memberi kepuasan, karena tokoh bandit inilah yang membunuh Jim Malone secara perlahan-lahan.
Dalam kenyataannya, Ness bukanlah satu-satunya orang yang menjatuhkan Capone. Sebagian kisah ini adalah fiktif. Tapi semuanya tak terlupakan.
No comments:
Post a Comment